PEKANBARU - Kota Pekanbaru meraih ranking terbaik kedua untuk Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Nasional. Berdasarkan Buku Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2021 yang diterbitkan Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI pada tahun 2022, Kota Pekanbaru menduduki peringkat terbaik kedua dari 98 kota se-Indonesia dengan skor 90,56.
Posisi ini satu tingkat dibawah kota Denpasar pada posisi teratas dengan skor 93,97 atau dengan kata lain IKP Kota Pekanbaru adalah IKP tertinggi untuk Kawasan Pulau Sumatera. Melesat ke posisi dua terbaik, Pekanbaru melangkah 20 tingkat karena sebelumnya Pekanbaru berada pada rangking 22 di tahun 2020 yang lalu.
Hal ini sebagai bukti bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru senantiasa terus berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan sehingga diharapkan tersedianya sumber daya manusia Pekanbaru yang sehat, aktif dan produktif, serta berdaya saing sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan atau dalam istilah Pak Wali kota Firdaus sebagai manusia yang smart “Smart People”.
Sebagai bentuk keseriusan akan hal ini, IKP menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama Pemko Pekanbaru yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017 -2022 dalam rangka Mewujudkan misi ke-4 dari 5 misi kota Pekanbaru yaitu Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Padat Modal, pada Tiga Sektor Unggulan yaitu Jasa, Perdagangan dan Industri.
"Alhamdulillah, Ini lompatan luar biasa, Peringkat Indeks Ketahanan Pangan Pekanbaru melesat naik, dari rangking 22 pada 2020 menjadi kota terbaik ke-2 se-Indonesia pada 2021," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru, Alek Kurniawan yang akrab disapa Akur, kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (10/2).
Sebagai Kadis Ketapang, katanya, Wali kota mengarahkan agar Kadis dan jajaran beserta seluruh stakeholder harus bekerjasama dengan super team.
“Agar bekerjalah dengan superteam karena kita bukanlah seorang superman. Pahami tupoksi dan saling bersinergi satu sama lain," ungkap Akur mengingatkan pesan Wali kota Firdaus.
"Jadi ini adalah buah hasil dari seluruh stakeholder, baik yang berada dalam Internal Pemko maupun eksternal sekalipun," imbuhnya.
Dalam rangka mengetahui tingkat ketahanan pangan suatu wilayah beserta faktor-faktor pendukungnya, sebut Akur lagi, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah mengembangkan suatu sistem penilaian dalam bentuk IKP yang mengacu pada definisi ketahanan pangan dan subsistem yang membentuk sistem ketahanan pangan.
IKP yang disusun, berdasarkan Buku IKP Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
Berdasarkan analisis ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) Tahun 2021 pada level nasional tersebut menunjukkan bahwa kota Pekanbaru dianggap sudah tahan pangan yang didasarkan pada 8 indikator yang terbagi dalam dua aspek penilaian.
Pertama aspek keterjangkauan pangan yang dinilai dari indikator; (1) Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan; (2) Persentase rumahtangga dengan proporsi pengeluaran lebih dari 65% terhadap pengeluaran total; (3) Persentase rumahtangga tanpa akses listrik.
Dan Aspek Pemanfaatan Pangan didasarkan pada indikator (1) Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun; (2) Persentase rumahtangga tanpa akses air bersih; (3) Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk; (4) Prevalensi balita stunting; dan (5) Angka harapan hidup pada saat lahir.
Bila ditelaah lebih jauh dalam buku IKP Kementan tersebut disebutkan bahwa untuk aspek Keterjangkauan, Kota Pekanbaru memiliki skor 96,05 dan aspek pemanfaatan bernilai 86,07 sehingga menghasilkan komposit senilai 90.56.
Alek menuturkan bahwa IKP dalam Dokumen RPJMD kota Pekanbaru pada tahun 2021 ditargetkan pada angka 82.80. Dengan Raihan skor 90.56 pada tahun 2021 berarti kinerjanya mencapai angka 109,37% sementara jika disandingkan dengan raihan IKP 2020 yang bernilai 82.85 (posisi Pekanbaru saat itu pada rangking 22) maka Raihan kinerja IKP Kota Pekanbaru 2021 109,31% lebih tinggi.
Dikatakannya lagi bahwa ini akan menjadi legacy bagi Firdaus-Ayat para periode kedua kepemimpinan mereka.
"Ini adalah kado terindah dari sektor pangan untuk Pak Wali kota di akhir masa jabatannya, meski ditargetkan pada angka 83 diakhir masa RPJMD, Alhamdulillah Pekanbaru dapat "over target" di tahun 2021 ini," terangnya.
IKP sebut Kadis Akur, memiliki peran strategis dalam mengukur capaian pembangunan ketahanan pangan di kota Pekanbaru, mengukur kinerja daerah dalam memenuhi urusan wajib pemerintah, dan merupakan salah satu alat dalam menentukan prioritas pembangunan dan prioritas intervensi program.
IKP yang telah diterbitkan Kementan ini, diharapkan Akur dapat digunakan sebagai dasar saat melakukan intervensi program sehingga lebih fokus dan tepat sasaran kedepannya.
"Tentu kita tidak lantas berpuas diri dengan hasil ini, Melainkan jadi pemicu untuk lebih giat lagi," sebutnya.
Ketua ISSI Pekanbaru menturkan kembali bahwa dapat dikatakan sektor pertanian memang pertumbuhan ekonominya sangat positif sebagaimana pernah diakui Pemerintah Pusat sebelumnya.
Mantan Kepala BPKAD ini menambahkan, meskipun data yang tertulis pada sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan yang positif, namun tentu terdapat tantangan terutama kepada pengambil kebijakan dalam hal ini adalah pemerintah untuk senantiasa memperbaiki program-program yang sekiranya menurun akibat pandemi Covid-19.
Itulah yang terus disorotinya bahwa peran Belanja Pemerintah harus dioptimalkan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama di sektor pangan. Bahkan berulang kali dia menyebutkan bahwa, ada atau tidaknya Covid-19, sektor pangan tetap menjadi isu sentral, seksi dan strategis, sehingga semua pihak harus “all-out” agar ketahanan pangan tidak tinggal sebatas slogan saja.
Tak salah kiranya, sehingga kegiatan strategis yang melibatkan pemberdayaan masyarakat tetap menjadi perhatian utama Disketapang dibawah kepemimpinannya dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2022 ini. Sebut saja seabrek program-program yang ditaja seperti Pekan Pangan Madani, Optimalisasi Kawasan Mandiri Pangan, Optimalisasi Pekarangan Pangan Lestari, Optimalisasi Penyediaan Database ketahanan pangan yang terintegrasi beserta informasi edukasi yang memadai bagi seluruh stakeholder.
Teranyar ungkap Akur lagi bahwa dalam rangka visualisasi hasil analisis ketahanan dan kerentanan pangan Kota Pekanbaru Tahun 2021 se Kelurahan di kota Pekanbaru dan memudahkan pemetaan serta dapat diakses oleh publik maka telah dibuat apilkasi webgis dengan nama siDIVA (aplikasi Digital FSVA). Semua adalah bukti komitmen Dinas Ketahanan Pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang lebih memadai lagi.
"Ini adalah sejarah, sekali lagi tahniah atas raihan kota Pekanbaru sebagai peringkat kedua terbaik dalam Indeks Ketahanan Pangan tahun 2021," tutupnya.